Semarang, 2 Agustus 2024 – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM PI), Politeknik Negeri Semarang (Polines) melakukan pelatihan menggunakan alat pengering empon-empon di Wonolopo, Mijen, Kota Semarang. Sebagaimana diketahui, Desa Sumbersari Wonolopo, telah dikenal sebagai Kampung Jamu yang diprakarsai oleh Paguyuban Sumber Husada. Otomasi pengeringan empon-empon melalui sistem kendali berbasis PLC dan HMI dengan metode PID menjadi solusi permasalahan perajin jamu setempat. Sistem ini berguna sebagai rak pengering dilengkapi sensor suhu dan kelembapan agar kadar air, warna, dan aroma empon-empon terstandarisasi. “Biasanya warga membutuhkan 1-2 hari untuk membuat simplisia/empon kering yang digunakan sebagai bahan baku jamu. Melalui alat ini, hanya butuh 8-16 jam proses pengeringan empon-empon mampu diselesaikan,” ujar Adib Riski Fauzi selaku Ketua Tim PKM PI.
Adib (Teknik Elektro) bersama anggota timnya; Kevin Adita (Teknik Elektro), Dimas Wahyujati (Teknik Elektro), Fadhel Setiawan (Teknik Elektro), Brigitta Pungki (Administrasi Bisnis), dengan dosen pembimbing Adi Wasono, B.Eng., M.Eng telah melaksanakan PKM-PI sejak Mei 2024. Adapun proses pelaksanaan dimulai dari sosialisasi program kepada warga, perencanaan, pemasangan, pelatihan, hingga pendampingan alat. Pelatihan dilakukan dengan metode Participation Action Learning System dimana mitra dipastikan mampu mengoperasikan mesin pengering. Pendampingan dilakukan untuk mengetahui perkembangan mitra. Dalam mempermudah kegiatan pendampingan maka dibuatkan buku pedoman pengoperasian dan perawatan mesin pengering.
Melalui kegiatan PKM PI, mereka berharap dapat meningkatkan produktivitas pengrajin jamu di Kampung Jamu Wonolopo dengan mempercepat pengeringan empon-empon/simplisia yang dapat dipantau secara real time melalui HMI. Selain itu, melalui penerapan mesin ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pengrajin jamu dengan mengurangi biaya produksi dan penambahan varian jamu. “Setiap hari kami memproduksi 150 liter jamu dan hibah mesin ini efisien digunakan. Harapannya semoga akan ada evaluasi pasca pendampingan agar kalau kami bingung atau mengalami kendala bisa konsultasi lebih lanjut, “ ujar Bapak H.Kholidi selaku Ketua Paguyuban Sumber Husada.